Hari Pahlawan

Hari Pahlawan
Hari Pahlawan jatuh di tanggal 10 November. Mengapa hari pahlawan berda di tanggal 10 November? Karena, banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat sipil yang menjadi korban pada hari 10 November, kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan oleh Republik Indonesia hingga sekarang. Kira-kira ada 16.000 korban dan sekitar 200.000 orang yang mengungsi akibat pertempuran tersebut. Pertempura ini disebut dengan Pertempuran Surabaya. Pertempuran Surabaya adalah pertempuran pertama yang terjadi setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pertempuran antara Indonesia dan pasukan asing. Manfaatnya kita merayakan Hari Pahlawan ini untuk mengenang betapa susahnya pejuang-pejuang Indonesia untuk memperjuangkan Indonesia.
1 Maret 1945
Hari dimana pertempuran ini dimulai. Pada awalnya pasukan dari jepang dating ke Indonesia tepatnya di Pulau Jawa. 7 hari kemudian, di tanggal 8 Maret 1945 tentara dari Belanda menyerah.
Di bulan Agustus tentara Jepang menyerah dikarenakan Belanda menjatuhkan bom Atom di kota Hiroshima dan Nagasaki. Seokarno mengambil kesempatan itu memerdekakan Indonesia di tanggal 7 Agustus 1945. Pemerintah Indonesia tanggal 31 Agustus 1945 yang menetapkan bahwa mulai 1 September 1945 bendera nasional Merah Putih dikibarkan terus di seluruh wilayah Indonesia.
Insiden di Hotel Yamato, Tunjungan, Surabaya
Sekelompok orang Belanda mengibarkan bendera Belanda pukul 9 malam tanpa persetujuan apapun. Rakyat Surabaya pun tidak terima dan megira kalau mereka itu menghina kedaulatan Indonesia.
Setelah itu, mereka semua berkumpul termasuk Soedirman. Ploegman dan kawan-kawannya meminta agar bendera Belanda diturunkan, tetapi mereka tidak mau dan terjadilah perkelahian. Haryono dan Kusno Wibowo melarikan diri. Tetapi mereka masuk kembali demi menurunkan bendera Belanda. Dan pada akhirnya pun mereka berhasil merobek warna biru dari bendera Belanda nya tersebut dan menarik kembali bendera nya ke atas seperti bendera Merah-Putih.
10 Maret 1945
Di tanggal itu Bung Tomo menyampaikan pidatonya seperti berikut,
“Bismillahirrohmanirrohim..
Merdeka!!!

Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia terutama saudara-saudara penduduk kota Surabaya.
Kita semuanya telah mengetahui.
Bahwa hari ini tentara Inggris telah menyebarkan pamflet-pamflet yang memberikan suatu ancaman kepada kita semua.
Kita diwajibkan untuk dalam waktu yang mereka tentukan,
menyerahkan senjata-senjata yang telah kita rebut dari tangannya tentara Jepang.
Mereka telah minta supaya kita datang pada mereka itu dengan mengangkat tangan.
Mereka telah minta supaya kita semua datang pada mereka itu dengan membawa bendera putih tanda bahwa kita menyerah kepada mereka

Saudara-saudara….
Di dalam pertempuran-pertempuran yang lampau kita sekalian telah menunjukkan bahwa rakyat Indonesia di Surabaya.
Pemuda-pemuda yang berasal dari Maluku,
Pemuda-pemuda yang berawal dari Sulawesi,
Pemuda-pemuda yang berasal dari Pulau Bali,
Pemuda-pemuda yang berasal dari Kalimantan,
Pemuda-pemuda dari seluruh Sumatera,
Pemuda Aceh, pemuda Tapanuli, dan seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini.
Di dalam pasukan-pasukan mereka masing-masing.
Dengan pasukan-pasukan rakyat yang dibentuk di kampung-kampung.
Telah menunjukkan satu pertahanan yang tidak bisa dijebol.
Telah menunjukkan satu kekuatan sehingga mereka itu terjepit di mana-mana.

Hanya karena taktik yang licik daripada mereka itu saudara-saudara.
Dengan mendatangkan Presiden dan pemimpin-pemimpin lainnya ke Surabaya ini. Maka kita ini tunduk untuk memberhentikan pertempuran.
Tetapi pada masa itu mereka telah memperkuat diri.
Dan setelah kuat sekarang inilah keadaannya.

Saudara-saudara kita semuanya.
Kita bangsa indonesia yang ada di Surabaya ini akan menerima tantangan tentara Inggris itu,
dan kalau pimpinan tentara inggris yang ada di Surabaya.
Ingin mendengarkan jawaban rakyat Indonesia.
Ingin mendengarkan jawaban seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini.
Dengarkanlah ini tentara Inggris.
Ini jawaban kita.
Ini jawaban rakyat Surabaya.
Ini jawaban pemuda Indonesia kepada kau sekalian.

Hai tentara Inggris!
Kau menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih untuk takluk kepadamu.
Kau menyuruh kita mengangkat tangan datang kepadamu.
Kau menyuruh kita membawa senjata2 yang telah kita rampas dari tentara jepang untuk diserahkan kepadamu
Tuntutan itu walaupun kita tahu bahwa kau sekali lagi akan mengancam kita untuk menggempur kita dengan kekuatan yang ada tetapi inilah jawaban kita:
Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah
Yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih
Maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga

Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah keadaan genting!
Tetapi saya peringatkan sekali lagi.
Jangan mulai menembak,
Baru kalau kita ditembak,
Maka kita akan ganti menyerang mereka itukita tunjukkan bahwa kita ini adalah benar-benar orang yang ingin merdeka.

Dan untuk kita saudara-saudara….
Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka.
Semboyan kita tetap: merdeka atau mati!

Dan kita yakin saudara-saudara….
Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita,
Sebab Allah selalu berada di pihak yang benar.
Percayalah saudara-saudara.
Tuhan akan melindungi kita sekalian.

Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!
Merdeka!!!”

 Hasil gambar untuk bung tomo

Sumber: https://www.merdeka.com/.../ini-pidato-bung-tomo-yang-menggetarkan-jiwa-arek-are...

Dan itu mengapa kta harus merayakan Hari Pahlawan Nasional.
Selamat Hari Pahlawan!!!!






Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

liburan Sekolah

ekskul

Wisata Edukasi